Harga Sawit Hari Ini senin, 13 januari 2020 Rp.1.940 Di Ksu Mitra Petani Koperasi Serba Usaha Mitra Petani: November 2019

Slide 1 Title Here

Your Description Here..................................

Pengurus dan Pengawas KSU MITRA PETANI

Your Description Here..................................

Hari Koperasi Nasional

Reformasi Total Koperasi Di Era Refolusi Industri 4.0

Slide 4 Title Here

Your Description Here..................................

Slide 5 Title Here

Your Description Here..................................

Halaman

Perubahan Tarif Dorong Peningkatan Ekspor Sawit ke India

November 26, 2019 | , ,

Ekspor perdana CPO ke India dari Pelabuhan Calang, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh (17/10/2019). (Foto/Ilustrasi: Istimewa/acehimage.com)

JAKARTA—Kebijakan pemerintah India mengubah tarif bea masuk produk sawit dari Indonesia sehingga sama dengan Malaysia berhasil mendorong peningkatan ekspor minyak sawit ke India. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor minyak sawit Indonesia ke India pada September 2019 mencapai 481.000 ton atau naik 5% dibandingkan Agustus 2019.
Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengemukakan dari total produksi selama Januari-September 2019 yang mencapai 36 juta ton, sekitar 26 juta ton diserap oleh pasar ekspor. Adapun selama September, total ekspor CPO beserta produk turunannya mencapai 3,26 juta ton, naik 4% dibandingkan ekspor selama Agustus yang berada di angka 2,89 juta ton.

“Kenaikan ekspor terjadi pada semua produk kecuali biodiesel dan minyak laurat. Penurunan ekspor biodiesel yang besar terjadi pada pasar tujuan China, negara Asia Tenggara, dan Asia Timur lainnya,” kata Mukti dalam keterangan resmi, (20/11/2019).
Kendati ekspor ke China terkoreksi selama September, Mukti menyatakan secara akumulatif negara tersebut masih menjadi pasar terbesar Indonesia dengan volume 4,8 juta ton pada periode Januari-September 2019.

Posisi China lantas diikuti oleh Uni Eropa dengan volume 4 juta ton, negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur selain China sebanyak 3,8 juta ton, Afrika 3,7 juta ton, dan India 3,3 juta ton.
Untuk volume ekspor September 2019, negara-negara Afrika menjadi pasar utama dengan volume 687.000 ton atau senilai US$402 juta, disusul oleh China sebanyak 560.000 ton, India 481.000 ton, dan Uni Eropa 315.000 ton.

Di sisi lain, produksi minyak sawit Indonesia sampai September 2019 tercatat telah mencapai 36 juta ton. Angka ini 13% lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi pada periode yang sama tahun lalu.
Namun dibandingkan sebulan sebelumnya, produksi September 2019 turun sekitar 2%. Penurunan produksi terjadi di sejumlah provinsi yakni Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Jambi. ***

sumber ; bpdpks
Read More

INOVASI PRODUK DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM FATTY ACID DESTILATE (PFAD)

November 20, 2019 | , ,


Industri berbasis perkebunan kelapa sawit merupakan industri yang berpotensi untuk meningkatkan perolehan nilai tambah domestik seiring dengan semakin berkembangnya produksi komoditas perkebunan dimana kelapa sawit sebagai sumber bahan baku industri tersebut. Pentingnya industri berbasis perkebunan juga tidak terlepas dari perannya ditinjau dari (i) hasil produksinya, untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor, dengan catatan komoditi perkebunan kelapa sawit yang menjadi penghasil bahan baku industri pengolahan perkebunan kelapa sawit juga menghasilkan komoditi primer untuk memenuhi kebutuhan ekspor, dan (ii) pengusahaannya yang melibatkan perusahaan pengolahan perkebunan berskala besar serta perkebunan besar dan rakyat.

Hilirisasi kelapa sawit (minyak dan produk samping) penting artinya bagi industri sawit dalam mengefisiensikan produksinya melalui pemanfaatan minyak sawit dan biomassa limbah sawit lainnya menjadi produk-produk bernilai tambah tinggi dan membuka peluang berdirinya industri baru. Dalam rangka hilirisasi kelapa sawit agar mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi, maka diperlukan inovasi teknologi dan produk baru yang dapat menyerap produksi CPO yang dihasilkan di dalam negeri.

Dalam rangka hilirisasi kelapa sawit Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui Program Penelitian dan Pengembangan telah mendanai beberapa penelitian yang potensial, diantaranya adalah pengolahan CPO menjadi bensin nabati, green diesel, surfaktan untuk Oil Enhance Recovery, foaming agent untuk pemadam kebakaran, emulsifier MDAG untuk ingredient pangan dan komponen aktif parfum (civeton) dan feromonas. Dari hasil samping pengolahan CPO berupa PFAD telah dapat diolah menjadi  Calsium fat untuk pangan ruminansia, vitamen E dan magnesium stearat untuk farmasi, stabilizer pada thermal pipa PVC dan aditif untuk Bioplastik.


Dari bahan baku CPO telah dilakukan penelitian sebagai berikut:
  • Melalui teknologi perengkahan katalitik telah dihasilkan bensin nabati RON 110 dan sedang dikembangkan pilot plant bensin nabati kapasitas 10 liter/hari. Pengembangan teknologi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak bumi.
  • Melalui dekarboksilasi sabun logam berbasis minyak sawit telah dihasilhan diesel hijau sawit dengan angka setana 53,18. Saat ini sedang dikembangkan pabrik percobaan berkapatias 20 liter per hari. Pengembangan produksi dan pemanfaatan BBN tipe drop-in (biohidrokarbon) ini dapat mendukung program peningkatan biodiesel nasional karena dapat dicampurkan tanpa batasan kadar (bisa sampai 100 %).
  • Telah dikembangkan surfactant Metil Ester Sulfonant (MES) untuk meningkatkan produktivitas minyak di sumur tua akibat timbulnya deposit wax. Telah didirikan mini pabrik produksi surfaktan MES skala 1-3 ton per hari. Penggunaan surfaktan berbasis minyak sawit selain meningkatkan produksi minyak dalam negeri juga dapat juga meningkatkan kandungan lokal (local content) di industri perminyakan.
  • Telah dikembangkan foaming agent dari minyak sawit untuk aplikasi sebagai bahan pemadam. Penemuan ini diharapkan dapat membantu mengatasi kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) khususnya pada lahan gambut. Larutan foaming agent 3% yang dilarutkan dengan air gambut, mampu mereduksi waktu pemadaman hingga 60% dibandingkan dengan pemadaman yang hanya menggunakan air gambut saja.  Telah dikembangkan produksi konsentrat foaming agent skala 100 liter per hari
  • Telah dikembangkan proses sintesis Emulsifier Mono-diasilgliserol (MDAG) sebagai bahan tambahan pangan yang akan dikembangkan pada skala pilot 50-100 kg per hari. Penelitian sangat bermanfaat bagi industri pangan dimana sampai dengan saat ini kebutuhan emulsifier MDAG masih mengandalkan produk impor.
  • Telah diberhasil dilakukan sistesis komponen aktif parfum (civeton) dan feromonas melalui reaksi olefin metatesis. Bahan aktif parfum ini mempunyai nilai ekonomis dan permintaan yang sangat tinggi pada pasar internasional.
Sedangkan dari produk samping industry refinery berupa PFAD telah dilakukan penelitian sebagai berikut :
  • Telah dikembangkan teknologi produksi suplemen calcium fat pakan ternak ruminansia untuk meningkatkan produktivitas dari susu sapi perah. Telah dilakukan perancangan system peralatan skala pilot kapasitas 50 kg per hari
  • Telah dikembangkan proses produksi magnesium stearate dan vitamin E pada skala semi pilot 1-5 kg per hari. Magnesium stearate dan Vitamin E yang dihasilkan ditujukan untuk aplikasi pada industry dan farmasi
  • Telah dikembangkan teknologi produksi stabilizer termal PVC yang mampu menahan daya geser mulai kadar 1,0 phr. Telah dirancangan (basic engineering design/BED) pabrik stabiliser PVC dari PFAD kapasitas 8.000 kg/batch
Sedang dikembangkan emulsifier MDAG sebagai aditif antistatis untuk diaplikasikan dalam material biokomposit plastik ramah lingkungan.

sumber : bpdpks
Read More

Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit

November 18, 2019 | ,

Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit

 

DALAM upaya untuk menjaga peran kelapa sawit secara berkesinambungan, pemerintah telah menetapkan kebijakan tentang penghimpunan dana perkebunan kelapa sawit sebagaimana diamanatkan pada pasal 93 Undang-Undang No. 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan. Sebagai langkah implementasi telah ditetapkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan dan Peraturan Presiden (Perpres) No. 61 Tahun 2015 jo Perpres No. 24 Tahun 2016 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit. BPDP Kelapa Sawit merupakan merupakan badan yang dibentuk untuk menghimpun, mengadministrasikan, mengelola, menyimpan, dan menyalurkan Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Dana yang dihimpun digunakan untuk kepentingan:

Read More

Yang Unik dari Karakteristik Sawit

November 07, 2019 | ,




SUDAH bukan cerita lagi bila kelapa sawit memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, satu hal yang sering tidak disadari adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh kelapa sawit yang memanjakan manusia.

Read More

Asam Lemak Jenuh Sawit Tidak Sebabkan Sakit Jantung

November 04, 2019 |


PERTEMUAN Ilmiah Tahunan (PIT) Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki) di Yogyakarta belum lama ini menegaskan kembali bahwa minyak kelapa sawit bukan penyebab penyakit jantung.

Read More

HARGA SAWIT DI KSU MITRA PETANI

Kemenlu Kirim Diplomat ke Kebun Sawit

BELITUNG–Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Luar Negeri kembali menyelenggarakan Diklat Fungsional Sekolah Staf dan Pi...